Selasa, 03 Juli 2018

Marah

"Umi jangan marah-marah atuh". Hampir lah setiap hari kata-kata itu keluar dari mulut para bocah. Ah, rasanya, terpukul sekali, setelah memarahi mereka. Ada godam besar yang menghantam pundak. "Hey, kamu siapa, berani memarahi mereka". Seketika ema sadar dan menyesali, tak lama kemudian mengulangi.

Beda ketika kita marah dengan orang dewasa. Bibir kita kelu. Ingin melupakan dan lari dari masalah agar amarah itu hilang. Nyatanya bukan hilang, malah terpendam dan suatu saat akan naik lalu membuncah. Ahh emak. Terlalu lelah rupanya. Butuh picnik sepertinya

Eitss picnik nya. Picnik akhirat, bukan dunia tentunya. Picnik, jalan-jalan ketemu Allah, Taqorub, mendekat, jalankan sunnahnya, perbaiki kualitas wajibnya. Picnik pikiran, menata hidup, memikirkan esensi kehidupan, tak menantang qodi, ikhlas dalam setiap keputusannya.

Dan bocah bangun. sekian pemirsah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar