Jumat, 05 April 2013

6 April 1984


Benar bahwa, beribu-ribu bahasa tak mampu ungkapkan sebuah rasa, rasa yang hanya bisa difahami secara utuh oleh insan yang menghargai rasa tersebut. sebuah rasa yang baru aku rasakan, rasa yang melahirkan ketenangan dan kenyamanan dalam merasakannya. Rasa itu mengubah ambisiku, ambisi dalam bingkai eksistensinya seorang manusia. Rasa itu mengubah cita-citaku, cita-cita akan masa depan yang berhaluan pada "ke-aku-an" ku. rasa itu adalah "cinta". harapku rasa ini selalu bersemayam dalam aku dan juga dia. 

Dia yang datang dengan cepatnya dalam kehidupanku, dia yang dengan cepatnya menerima labuhan hatiku, yang membuat degup jantungku berdetak tak seperti biasa. dia yang mengucapkan janji setia "mitsaqon ghalidzo" di hari jumat itu, berjanji untuk melindungiku dan bertanggung jawab atas aku dihadapan Allah.



Suamiku... besok adalah miladmu,..bukan budaya jika harus memberimu kue tar berlilin, aku tak punya uang untuk memberikanmu baju atau jam tangan berkelas, mungkin uangkapan ini mampu mewakilkan perasaan bahagiaku atas anugrah yang Allah berikan untukku tahun lalu, saat akad itu terucap. aku harap engkaupun merasakan hal yang sama denganku.

Suamiku...maaf jika aku belum mampu menjadi pendampingmu yang engkau harapkan, kekanak2anku bisa jadi menjengkelkanmu, maaf jika rumahmu berantakan karena kemalasanku, maaf jika menu makananmu setiap hari tak cocok dengan lidahmu, maaf jika rengekan kemanjaanku membuat aktivitasmu terganggu, maaf jika gajimu ludes oleh kebutuhan dan keinnginanku. 

Suamiku...akupun kelak akan tak sedap dipandang, kelak aku akan keriput, semakin lama kejelekanku akan semakin tampak hingga tak satupun yang engkau tak tau tentang diriku, kelak aku akan sering mengesalkan mungkin juga sangat menjengkelkan, maka jangan berhenti menesehatiku...

Suamiku...katamu dalam berumah tangga tidak ada yang ideal. . akan banyak badai dalam rumah tangga kita, kita dibesarkan dalam keluarga yang berbeda dengan habits yang beda. pertengkaran kecil sangat mungkin terjadi, pertengkaran besar harus kita hargai sebagai proses pendewasaan. jangan pernah lelah untuk saling menasehati dalam koridor ketaatan pada syariatNYA.

Suamiku...kini buah hati kita telah hadir, amanah besar dariNYA adalah anugrah indah dalam rumah tangga kita, didikan kita akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah. mudah2an dede tumbuh menjadi anak sehat dan soleh pejuang Islam yang terpercaya.

Suamiku...aku sangat mencintaimu karena Allah. selama engkau taat pada NYA, maka aku akan menjadi bidadari duniamua, dan berharap menjadi bidadari akhiratmu. aku harap engkau pun merasakan hal yang sama, walau dalam ungkapan yang berbeda.

Aku tak akan mengucapkan selamat atas hari kelahiranmua, karena itu bukan budaya kita...aku hanya mencari moment saja untuk mengungkapkan perasaanku padamu.  semoga Allah memebrikan kesehatan dan keselamatan padamu. amin ya robal alamin...

Syukurku padaMU Rabb yang telah mempertemukan kita, semoga keluarga kecil ini menjadi keluarga yang sakinah mawadah warohmah. keluarga yang senantiasa dihiasi dengan ketaatan pada Allah, keluarga yang menjadikan dakwah sebagai porosnya. Lindungi kami dari godaan syaiton yang terkutuk, iringi prosesnya ya Rabb agar kami menjadi manusia2 yang husnul khatimah.


untuk suamiku tersayang...
5 April 2013
7:21 PM
kanti

Rabu, 03 April 2013

Amanah Besarku

My dream came true
all is a miracle from God to me
thank god, you've answered my prayers