Jumat, 18 September 2009

diam

Kaum intelektual yang termarjinalkan pada sebuah masa. Masa yang sarat dengan kebebasan dan ketundukan pada materi. Masa yang tak lagi peduli apakah benar matahari terbit dari timur, masa ketika kaki dijadiakan indra pengecap

Pertahanan
Revolusi, revolusi,revolusi sampai mati
Bok goblok goblok ada mentri suka nyogok
Meng nyimeng nyimeng banyak orang pada gambreng

Kaum intelektual akankah bertahan dengan persepsi dan perasaan yang bertentangan, akankah terus pada garis lurus tanpa menoleh garis abstrak?

Tapi kaum intelektual lupa.
Bahwa kehancuran suatu peradaban bukan hanya terdiri dari orang2 yang bodoh saja tp kehancuran tercipta juga oleh kaun
Intelektual yang diam

Kenapa terlalu ego

Kenapa terlalu ego untuk mengakui bahwa kita lemah
Butuh suplemen untuk survive
Mengapa terlalu angkuh untuk berkaca bahwa kita adalah manusia biasa
Sama seperti mereka
Kenapa mereka tujuan kita
Bukan Dia yang maha Kuasa
Kenapa harus ada yang menangis karena pilihan
Bukankah pilihan itu pasti ada

Seperti apel merah terkena mentari sore
Indah penuh dengan ceria
Begitupun kehidupan yang dilewati
Megah, penuh dengan makna

dosa terdalam

Lendutan asa menarik lengan yang kokoh
Yang akan terdera oleh sebuah keimanan
Cakar pun menjadi kemayu
Dihinggapi lalat berlidah eksistensi

Diam sebuah dosa terdalam
Dalam lubang yang tak berdasar
Mengintip pada dunia yang nayta
Mengharu, mengempis
Dalam urutan mundur sang waktu

Mencoba meninggalkan kemunafikan
Bersama jeruji kamuflase diri

Egois... menjilati jiwa
Sarang lebah menjangkitiku
Hingga terperangkap dalam jalan menuju api

Seperti anak bangsa yang manggut2 pada negerinya
Seperti anak manusia yang sedang jatuh cinta
Seperti dunia tunduk pada nasibnya
Seperti aku yang mendekat pada sebuah
“keimanan” yang berirama

Manifestasi kasih sayang

Rinduku pada sebuah keadaan
Keadaan yang tak pernah terjadi
Dalam remangnya kasih sayang
Yang lama menjadi dambaan
Pautkan hati pada titik berbinar
Dalam hidup

.....

Bulir asa menggodaku untuk terus tegak
Tak peduli termaakan kata2
Yang jelasaku selalu mencoba

Kukira akulah yang tak mengerti
Tetapi ternyata akulah yang sulit dimengerti

Kusiapkan benag kusut dalam benak
Benarkah aku ada karena pikiranku
Benarkah kata2ku adalah jembatan pemahamanku
Benarkah kesucian itu mendekat
Dalam relung dosa yang tak tersisa

Mengoceh pada diri
Yang jelas2 akar kebingungan ini
Mencaci pun terlalu sulit
Karena rantingnya menghalangi

malaikat kecil

Seperti malaikat kecilyang selalu mengeluh karena sayapnya tak jua kokoh untuk terbang menuju dunia nyata
Dunia yang tak selalu ramah dalam buaian potret kehidupan
Dunia yang seringkali mengecewakan niat tulusnya
Dunia yang tak bias memahaminya, tak bisa membuatnya betah dalam rangkulannya
Sehingga malaikat kecil tak sanggup turun kedunia termakan oleh prasangka2 yang acap kali membuat keinginannya memudar

Dalam remangnya malam ini aku mengeluh, Tuhan

wahai zat penentram jiwa

Waktu tak terasa berlalu
Tahun pun berlalu begitu pun musim terus berganti
Namun mentari terus menghangati hati
Hati yang luluh pada sebuah fitrah
Ya…fitrah manusia yang ingin disayangi
Wahai zat penentram hati
Tunjukan kemahamegaanMu,

Hati ini bagaikan ombak kecil diatas permukaan lautan yang begitu luasnya
Terombang ambing terbawa angin
Kadang pasang, kadang surut
Kadang tingginya melebihi gedung pencakar langit
Kadang merendah meninggalkan pantai

Duhai penguasa alam smesta
Hatiku sedang gundah
Lunglai tak kokoh

Wahai zat yang maha pembuat keputusan
Kuatkan hamba
Rekatkan dengan kasih sayangMU

Wahai zat penabur kehangatan
Bawa aku pada hamba2Mu yang beriman
Bawa hamba pada golongan orang2 yang beruntung

Seperti setianya bulan pada malam

Seperti matahari yang menghangatkan bumi
Kadang dicaci kadang dipuji
Seperti setianya bulan terhadap malam
Membuat kecewa ketika tak tampak
Seperti ilalang yang menghiasi bumi
Dipangkas dan digunduli
Seperti hari yang selalu berseri
Ingin cepat dilewati dan tak ingin terulang kembali
Seperti hati yang terbaluti keceriaan
Kadang disakiti kadang menyakiti

Manusia dan aku adalah bagian yang sama
Naluri dan aku adalah sesuatu yang Satu
akal dan aku adalah sesuatu yang tak mungkin membelah

rinduku pada gundah akan hatiku
karena takut Tuhan tak lagi mendekat....

220406
11:10

Sahabat.......


Sahabat…
Adalah sebatang pohon yang kokoh tempat aku bersandar
Adalah sehelai daun yang ringan seperti jiwa ini setelah berbagi beban dengannya
Adalah setangkai bunga yang indah seperti senyuman yang selalu ia tebarkan saat bersama
Adalah sebuah akar yang mampu membuatku memegang erat impianku
Adalah engkau yang kurindukan selalu,…
I love you all….

SAHABAT adalah manusia yang paling dekat dengan kita?benarkah?apakah setiap orang didunia kan mempunyai sahabat?atau hanya orang terpilih? Apakah ada syarat khusus untuk menjadi seorang sahabat?
Apakah aku punya sahabat?seperti apa dia?apakah sahabat adalah orang yang selalu ada saat aku gundah?saat aku senang?saat aku butuh seseorang untuk berbagi? Siapa itu sahabat?
Apakah sahabat adalah seseorang yang menjadi tong sampah terakhir kita?benar tidak?apakah sahabat pasti dan harus mengetahui seluruh hal tentang kita?apakah seorang sahabat harus menjadi orang yang sangat terbuka pada kita? Kalo tidak apakah dia bukan seorang sahabat?
Kalo saja definisi sahabat adalah dia yang selalu menemani kemanapun aku pergi, dia adalah seseorang yang selalu membagikan kisah hidupnya hanya untukku, dia adalah seseorang yang selalu aku ingin temui setiap harinya, dia adalah tempat menghilangkan penat saat jenuh ini hinggap padaku, dia yang selalu tersenyum ramah saat mukaa ini murka karena kesalahanku sendiri, dia adalah seseorang yang selalu menungguku untuk hanya sekedar bercakap sejenak menjalani rutinitas hidup. Maka aku belum menemukan sahabat…atau mungkin tak akan pernah?...
Namun ketika sahabat adalah seseorang yang aku rindukan setelah dia benar-benar tiada, dia adalah seseorang yang sering saja membuatku marah saaat bertemu, dia yang selalu cerewet menasehatiku, dia adalah seseorang yang membuat k uterus maju menantang masa depanku, dia juga yang membuatku berambisi menjadi hebat, dia yang selalu menjadikan hidup ini penuh dengan warna, dia yang membuatku cemburu karena kehebatannya, kedewasaannya, kesopanannya, kepiawaiannya, ketenarannya, kesupelannya, keramahannya, bahkan kecantikannya, dan dia yang selalu menguatkan disaat iman ini goyah…maka aku sudah menemukan mereka….
Tapi mereka semua pergi,…meninggalkanku,…kenapa aku baru sadar ketika mereka benar2 pergi, mengapa aku baru sadar ketika mereka mengatakan aku akan pergi dan tak akan kembali dan jika kita berjodoh kita akan dipertemukanNya kembali di syurgannya….aku baru sadar mereka adalah sahabat2 karibku, saat mereka benar-benar pergi,…saat mereka tak lagi dihadapanku…
Kalo saja dulu aku tau kita akan berpisah secepat ini tak akan kusia-siakan saat2 bersamamu, kalo saja dulu aku tau kau adalah sahabatku, maka aku akan selalu mendengarkanmu, kalo saja aku dan kamu tau bahwa kita akan saling merindu mungkin kita tidak akan saling mencemooh…kalo begitu bolehkah saya bertanya?apakah kalian pun sama?sama sepertiku yang merindukan kalian?
Awan,..yah kamu awan kalo boleh tolong sampaikan pada sahabat 2 karibku bahwa aku saying pada mereka. Dan kamu matahari sampaikan pada mereka bahwa engkau telah berjanji padaku selalu menjadi matahari terindah yang selalu menyinarinya dengan hangat pada waktu pagi hari, kau juga bulan tolong sampaikan bahwa kau akan menjadikan malam2 mereka penuh dengan mimpi indah.



11:31
26 desember 2008